Jumat, 15 Juli 2016

Ketika dia bukan milikku

Semakin dewasanya kita
Insyaa Allah kita akan semakin faham
Bahwa takdir Allah,
Itulah yang terbaik menurut Allah..
Untuk kita.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”
(Al-Baqarah: 216)

Termasuk, ketika kita mengalami hal yang tidak menyenangkan di hati, ketika kenyataan tak sesuai harapan, ketika keinginan tak sejalan dengan keputusan Allah.
Maka saat itu mungkin air mata mengalir. Wajar, hal yang sangat manusiawi. Apalagi kita wanita, lemah. Separuh akal dan agama kita.

“Aku tidak pernah melihat orang yang kurang akal danagamanya paling bisa mengalahkan akal lelaki yang kokoh daripada salah seorang kalian (kaum wanita).” Maka ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa maksudnya kurang akalnya wanita?” Beliau menjawab,“Bukankah persaksian dua orang wanita sama denganpersaksian seorang lelaki?” Ditanyakan lagi, “Ya Rasulullah, apa maksudnya wanita kurang agamanya?” “Bukankah bila si wanita haid ia tidak shalat dan tidak pula puasa?”, jawab beliau.
(Muttafaqun ‘alaih, HR. Bukhari no. 1462 dan Muslim no. 79)

Lalu, apakah kita tenggelam dalam kubangan air mata kesedihan?
Tentunya jangan.
Seorang muslimah harus meyakini bahwa dibalik semua yang "pahit" ada hikmah yang manis. Entah kita mengetahui hikmah tersebut atau tidak. Tapi yang pasti, Allah tidak pernah mendzhalimi hamba-hamba Nya. Justru manusialah yang sering mendzalimi dirinya sendiri.

Pernakah Anda kecewa? Mungkin dulu... Anda berharap Fulan adalah pasangan hidup Anda. Tapi ternyata Allah menakdirkan lain, Fulan sekarang hidup bahagia (kelihatannya) dengan pasangannya. Anda pun sekarang sedang mengayuh biduk bersama Imam Anda.

Alhamdulillah.
Lalu apa masalahnya?
Menyesal?
"Kenapa bukan saya yang mendampingi dia, kenapa justru perempuan itu"
Mungkin pernah terbersit pertanyaan serupa?
Maka jawabannya:
"Karena itulah takdir Allah.... rezeki, ajal, amal, kebahagiaan dan kesedihan termasuk didalamnya menikah dengan siapa sudah ditetapkan oleh Allah"

Kita boleh meminta seseorang dalam doa, tapi Allah Maha Tahu mana yang terbaik untuk kita. Maka, ketika permintaan kita tidak dikabulkan dan diberi ganti seseorang yang lain. Maka ketahuilah, itulah takdir kita.

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.”
(HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

Meyakini yang disamping kita adalah laki-laki terbaik yang dipilihkan Allah untuk kita adalah sebuah jalan diantara sekian jalan untuk bersyukur.

"Alhamdulillah... aku telah memiliki pendamping hidup"

Sementara diluar sana, ada sekian perempuan ditakdirkan belum bersuami, masih gadis ketika usia mereka tak lagi muda atau mereka yang berstatus janda. Semuanya tak terlepas dari takdir Allah.

"Alhamdulillah, aku telah menjadi seorang istri.."

Maka lupakanlah dia. Tak perlu di ingat seseorang yang pernah Anda minta dalam doa waktu itu. Karena jika yang dulu Anda lakukan adalah shalat istikharah.
Maka cukuplah semua tersurat dalam doa indah istikharah.

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الأَمْرَ – ثُمَّ تُسَمِّيهِ بِعَيْنِهِ – خَيْرًا لِى فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – قَالَ أَوْ فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – فَاقْدُرْهُ لِى ، وَيَسِّرْهُ لِى ، ثُمَّ بَارِكْ لِىفِيهِ ، اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّهُ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى – أَوْ قَالَ فِى عَاجِلِ أَمْرِى وَآجِلِهِ – فَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِىَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ، ثُمَّ رَضِّنِى بِهِ

"Ya Allah, sesungguhnya aku beristikhoroh pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghoib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini (sebut urusan tersebut) baik bagiku dalam urusanku didunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama,penghidupan, dan akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana pun itu sehingga aku pun ridho dengannya."

[3]HR. Bukhari no. 7390, dari Jabir bin ‘Abdillah

"Cinta... aku ingin selalu mensyukurimu
Bukan mengkufurimu,
Maafkan atas segala kekuranganku dalam melayanimu
Terima kasih atas segala kebaikan yang kau curahkan untukku
Bila nanti ajal menjemput,
Aku ingin menghembuskan nafas terakhirku,
Dalam keadaan kau ridhla kepadaku,
Cinta...
Aku mencintaimu karena Allah"