Senin, 10 Agustus 2015

Hikmah dibalik Kisah Kepiting Asam Manis

Bismillah
Siang itu kakak Abdullah  dan kak Abdurrahman baru saja pulang sekolah.
Terdengar suara mereka, sedangkan saya masih sibuk menumis Sea Food Kepiting Asam Manis...
Icip2 terpesona dengan rasanya, excited banget karena pertama eksekusi kepiting.. Tak sekedar berhasil tapi maa syaa Allah,rasanya Nikmat sekali..
Alhamdulillah.. Lidah ini masih diberi kesempatan mengecap rasa dengan sempurna hingga saat ini, Allahu Akbar!

Dan seperti biasa...
Pulang sekolah sambil masak sambil membimbing kedua jagoanku utk mandiri, meletakkan tas ditempatnya, ganti baju, cuci tangan Dan kaki lalu menunggu makan siang...

Diantara menyiapkan makan siang itulah...
Pertamanya kakak Abdullah yang keluar rumah, lalu ketika Ummi memanggil Dari Dapur, rupanya dia segera kembali kedalam rumah.
"Pulang sekolah tidak boleh main diluar, waktunya makan siang lalu istirahat tidur siang" demikian peraturan rumah Kami.

Lalu sikecil, yang ketiga, yang perempuan, yang tercantik setelah saya -narsis-. 'Aisyah namanya, tak terdengar suaranya Dari Dapur. Saya pun menyuruh kedua jagoan saya itu utk mencari adiknya, barangkali bermain diluar, saya minta ajak masuk-selain waktunya makan, siang terasa panas mengenai kepala- waktu yang sangat tidak tepat utk bermain diluar.

Lama.
Beberapa menit berlalu.
Saya masih didapur juga, sambil tak berhenti menyuruh kakak agar memanggil adiknya-'Aisyah-
"'Aisyah nggak ada Mi, paling sudah main jauh"
Prasangka saya baik-baik saja meskipun saya selalu khawatir jika ke-3 yang kusayang bermain diluar rumah.

"Hayo dicari adiknya.."
Pinta saya tapi tak membuat ke2 putra saya beranjak. Abdurrahman sdh mulai sibuk dengan sepiring nasinya.

Sampai terdengarlah suara orang asing Dari luar, memanggil2:
"Mana ibu? Mana Ummi?"

Rame-rame.
Saya masih didapur tdk langsung keluar karena dlm keadaan belum memakai hijab.
Sambil khawatir Dan sekian perasaan yang berkecamuk..
_membayangkan terjadi sesuatu pada putriku yang kucintai.._
"Hayuk kakak tolong ambilkan hijab Ummi, tolong nak, cepat, itu Pak RT sedang menunggu ini,cepat.."

Dari luar suara pak RT terus memanggil manggil saya dengan Nada terburu2.

Abdullah berhasil mengambilkan hijab saya, lalu dengan cepat saya menemui Pak RT.

"Mbak,ini tadi anaknya nyebrang jalan sendirian..bla..bla..."

Saya meminta maaf sebelum beliau pergi.
Lalu saya pandangi 'Aisyah dengan haru biru.

Jalan Propinsi arah Malang-Batu.
Yang tentu saja ramai setiap saat.
Yang tentu BUKAN sepeda ontel yg lewat tapi bus-bus pariwisata, truk, Mobil, sepeda motor..
Yang kalau saya nyebrang saja harus EXTRA HATI2 Dan menunggu lama utk memastikan saya bisa nyebrang dengan aman,insyaa Allah.
Jalan itulah yang disebrangi 'Aisyah..

Subhaanallah!
Allahu Akbar!
"Alhamdulillah Nak.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah kamu dijaga Allah..."
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات..
Allah adalah sebaik2 penjaga.
'Aisyah dijaga Allah, dilindungi Allah tanpa kekurangan sesuatu apapun...

Hati saya tetap seperti dihantam badai.
Membayangkan kengerian demi kengerian..
Tapi Allah ar Rahmaan..
Dia Ar Rahiim.
Campur aduk.
Antara bahagia krn 'Aisyah selamat -baik2 saja- Dan antara membayangkan apa yg terjadi jika sebaliknya.

Saya menangis.
Menangisi keteledoran diri pribadi saya.
Abu abdillah -suami sekaligus bapaknya anak2- hanya menutup pagar tanpa menggemboknya, lalu segera pergi ke klinik krn sudah ditunggu pasien-

Lalu keluar kakak2 nya membuka pagar, main sebentar diluar lalu kembali kedlm rumah ketika saya panggil Dari Dapur, qaddarullah diam2 'Aisyah keluar ...

Saya masih didapur.
Demikian lah awalnya bgmn sampai 'Aisyah bisa keluar tanpa pengawasan.

Intinya, keteledoran orangtuanya.
Walhamdulillah...
Hikmahnya Kami harus benar2 protect utk menggembok pagar.
Biarlah mereka membuat rumah tak pernah bersih -bermain berksplorasi- asal tetap dlm pengawasan saya.

Dan memang inilah musibah.
قدر الله و ما شاء فعل
Apa yg Allah kehendaki pasti terjadi.

Padahal BUKAN kebiasaan Kami membiarkan anak main diluar.
Saya adalah orang yang paling cerewet Dan melarang anak2 main diluar rumah.

Tapi itulah takdir Allah.
Disaat saya didapur,
Disaat saya kira 'Aisyah main disekitar halaman rumah..
Disaat itulah takdir Allah terjadi
Hikmahnya,...
Menambah RASA SYUKUR yang tak terhingga..
Memahami meyakini bahwa Allah, Dia-lah Rabb sebaik-baik penjaga....

Jalan segitu besarnya..
Sangat ramai,.
Lalu lalang kendaraan besar..
Lalu menyeberang seorang balita 3 tahun,
Lalu Allah selamatkan dia!
Allahu Akbar!

"'Aisyah.. Putriku, innii uhibbuki fillah Nak"

Pesan:
Hati2 ummahat fillah, ibu-ibu, para bunda ..jagalah buah hati Anda..dengan sebaik2 nya.
Baarokallahufyk